Jumat, 20 Januari 2012

Opera Natal

Opening art

Instrument musik mengalun.

Di sebuah taman. Perempuan penari telungkup di tengah taman.
Di sorot satu lampu. Di belakang berdiri tiga penari lainnya.
Perempuan penari perlahan bangkit sambil menari.
Gerakannya lembut.

AJAKAN BERIBADAH
SUARA:
(berdasarkan Kejadian 1:1–2)
Saat bumi masih belum berbentuk dan kosong gelap gulita menutupi jagad raya.
Saat itu pula Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air
Dengan kuasa yang maha dasyat. Selama enam hari Allah menciptakan segala yang ada di langit dan di bumi.Ia pula menciptakan mahkluk yang segambar dengan diriNYA, manusia.( Musik Ilustrasi )

Perlahan perempuan penari senandungkan lagu penuh makna sunyi.( instrument )
Tiga penari keluar meninggalkan perempuan penari.
Lelaki tua masuk dengan tongkat, pada tongkat terikat sebuah bungkusan dari kain.

SUARA:
Keindahan, kedamain, kebahagiaan menyatu dalam simphoni, mengantar jiwa menuju sorga,…Akan tetapi siapakah yang mampu mengantar semua jiwa menuju sorga?

Paduan suara masuk dari berbagai arah memandu jemaat menyanyikan lagu
(Indah Sebagai di eden )Di ikuti jemaat
Paduan suara menuju panggung pada posisinya.
Perempuan penari kembali menari dan keluar selesai lagu dinyanyikan.

Jemaat Berdiri:

Paduan Suara,“INDAH SEBAGAI DI EDEN”
Indah sebagai dieden
Pada permulaan,
hutan dan rimbah berbunga
Tampak sedap senang,
Marilah hari mulia,hari penuh khalas
Di tengah kerjaku ku’harap
kau datang lekas-lekas

TABISAN DAN SALAM
SUARA:
Umat yang berada di jalan Tuhan. Umat yang selalu menikmati kemurahan kasih Bapa. Jangan biarkan hatimu kosong hingga kegelapan mendiamimu. Karena visi tanpa Bapa adalah mimpi belaka. Misi tanpa Bapa adalah kesia-siaan. Dan motivasi tanpa Bapa hanyalah sebuah kemunafikan.

PEMIMPIN:
Ibadah perayaan natal Yesus Kristus Keluarga Besar Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Utara, ditabiskan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Amin
JEMAAT:
Haleluya,Terpujilah Tuhan Semesta alam yang datang untuk menyelamatkan umat-Nya
PEMIMPIN dan JEMAAT:
Amin ( Jemaat Duduk )

DEBY RUMINTJAP

PENGAKUAN DOSA.

SUARA :
Rona kehidupan penuh keprihatinan menghiasi perjalanan hidup ini,ada suara hati yang memberontak.ketika suara tangis,pilu, derita,kesengsaraan berkecambuk, suara prahara kehidupan menyayat kalbu,tatkala etika moralitas memudar di saat tantangan dan pergumulan datang sili berganti ….

PS,..Tuhan Mungkinkah ini berlalu?
Sementara dunia tertawa karena kelak dosanya tergantikan,manusia bersorak karena kelak putranya akan di salibkan, sementara Tuhan kasih adanya “enggan berkata”, Manusialah yang menyalibkan Aku,…..

PS: Tuhan Ampuni kami,…

Solo: Dimuka Tuhan Jesus,

SUARA:
Bila kita memalingkan hati kita ke surga, dan mengarahkan wajah kita kepada Jesus, Iman kita akan bertumbuh semakin kuat,walaupun bayang-bayang kegelapan ada di belakang kita untuk takut,karena Juruselamat bersinar dihadapan kita,oleh karenanya dengan kejujuran hati marilah kita menghadap Tuhan, mengakui kelalaian, kelemahan, kekurangan, dan dosa kita kepada Allah sumber pengampunan dan kasih..

Solo: Meski Tak Layak Diriku

SUARA:
walaupun dosamu merah seperti kirmisi, akan menjadi putih seperti bulu domba.

LELAKI TUA:
Menatap sekeliling
Kini, bumi semakin rapuh oleh ulah manusia. Gersang tak berdaya. Tak ada kehijauan yang membentuk harapan di hati manusia kini. Kedamaian menjadi sunyi di atas bumi ini dan ketakutan semakin merajam hingga ke pelosok-pelosok negeri. Kebahagiaan pun seolah lelap dalam mimpi menyeramkan.

NUBUAT DAN PENGGENAPAN:
SUARA:
Telah nyata apa yang dikisahkan para nabi tentang tanda-tanda akhir zaman. Dan kini kita tengah mengalami semua itu. Bencana silih berganti hingga duka mendalam menjadi kecamuk di bathin semua umat Tuhan. Tetapi di tengah kecemasan manusia, Allah menjanjikan pembaharuan dan harapan.

Orang 1: Membaca Yesaya 7:14
Orang 2: Membaca Zakaria 9:9
Orang 3: Membaca Maleakhi 3:1

SESEORANG:
Dimanakah keindahan itu
Dimanakah kebahagiaan,
Dimanakah Kedamaian
Dimanakah Nyanyian alam yang mengiang di telinga setiap insan?
Dimana,..Dimana
Semua yang tertulis di jalan hidup mulai digenapi

Stage 2.
PEREMPUAN GAUN HITAM:
Siapakah sebenarnya aku? 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3
Mengapa tempat ini terasa asing bagiku? Kemana orang-orang yang kucintai? Dimana mereka yang mencintaiku? Mereka telah mengambil kebahagianku. Mereka yang menganggap dirinya paling berkuasa.

LELAKI TUA:
PS.Langit telah murka. 3 3 3 2 3 3 ( 5X )
Lelaki Tua: Langit telah murka.

PS.Langit telah murka. 3 3 3 2 3 3
Lelaki Tua: Langit telah murka.
PS.Langit telah murka. 3 3 3 2 3 3 ( 3x )
Lelaki Tua: Langit telah murka.

Bintang-bintang akan jatuh menimpa bumi.( Nuansa Gelap.Gempa )

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Aku bosan menjadi manusia. Lebih baik aku hidup tanpa nurani. Bebas melakukan apapun. Aku memilih menjadi pembunuh, pencuri, pengadu domba, pemerkosa, pendusta dan koruptor. Semua kisah tentang kebenaran, kedamaian dan keselamatan hanyalah bualan belaka. Hahaahahahahaha……..
PS.Langit telah murka. 3 3 3 2 3 3( 5X )

LELAKI TUA:
Cukup bicaramu…
hai kau yang berdiam dalam kesesatan… 5 . . . 5 1 1 3 3 6 6
tidakkah kau lihat akibat perbuatanmu?
Lihatlah kengerian yang telah kau sebarkan.
Semua yang diramalkan itu mulai terjadi.

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Ramalan….? Ramalan tentang apa….?
PS.Langit telah murka. 3 3 3 2 3 3

LELAKI TUA:
Ramalan tentang kehidupan dan kematian, kedamaian dan kehancuran, dan penyelamatan dari dosa. Semua itu telah terencana jauh sebelum negeri ini ada. Dan sebelum kau datang mensiasati maksudmu.
Aku telah menyaksikan kehancuran di negeri ini. Kehancuran yang datang dari tangan manusia seperti kau.Dimanakah Keindahan,kedamaian yang dulu?

( Solo- Paduan Suara.) On Stage
Zaman Sekarang Berjagalah
Lihat dunia bergelora,
Kedengaran kiri kanan
Banyak kabar mengemparkan
Berlindunglah pada sabda Allah.

LELAKI TUA:
Hidup ini rasanya sudah tak lama lagi. Tapi negeri ini harus melihat keajaiban dari kebenaran firman.
Aku harus menunjukan keselamatan itu sendiri.

Lanjut lagu: jaman sekarang berjagalah

Solo : PIE JESU

II.
Musik mengalun.
Yusuf dan Maria yang sedang menggendong bayi Yesus muncul dari balik tirai.
Lelaki tua menatap perempuan gaun hitam sambil berkata.

LELAKI TUA:
Menatap dalam dalam pada perempuan gaun hitam.
Kau lihat mereka…
Kau lihat bayi mungil dalam pelukan itu?
Dia-lah yang dinantikan semua orang. Karena kelak Bayi mungil itulah yang membasuh dan mencuci bersih semua dosamu di golgota.

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Hahahahahahaha………
Seorang Bayi...? hahahahahaha……
Hentikan khotbahmu lelaki tua. Tak ada yang akan mendengar ocehan orang tua seperti kau.

LELAKI TUA:
Tataplah bayi ini dengan mata hatimu bukan dengan mata duniawimu…

MARIA:
Kau yang kucintai… kau yang kukasihi…
Saat kau lahir, hanya ternak yang mendengar tangis mungilMU memecah kesunyian Betlehem. Anakku, Kau tidak lahir di kamar yang penuh dengan hiasan. Melainkan di atas jerami di sebuah kandang. Alam menghiasi lahirMU dengan kerlip berjuta bintang. Kau hanya di bungkus dengan lampin bukan tenunan sutra layaknya para raja. Tak ada ucapan selamat dari para tetangga atau pesta meriah menyambut kelahiranMU.
Lagu ( Anak Maria Dalam Palungan )

YUSUF:
Anakku…. Yang datang padaMU hanya para gembala dan para majus. Alam semesta pun menghadiakan kidung-kidung yang indah bagimu.
Menatap Maria
Kelak nanti IA akan meninggalkan kita. IA akan pergi sesuai janji BAPA di sorga. Negeri yang akan dijejakiNYA menjadi penuh sukacita.

MARIA:
Anakku… Kau kan disambut dengan sorak sorai semua bangsa, walau nanti seperti yang sudah tertulis dan di katakan malaikat. Kau akan menyelamatkan umatMU dari dosa mereka.

YUSUF: solo AVE MARIA

Sementara itu lelaki tua masuk mendapati Yusuf dan Maria.
Maria memberi Bayi Yesus pada Lelaki Tua.
Lelaki Tua sejenak memandang bayi Yesus. Wajahnya penuh keharuan, bahagia dan syukur.

LELAKI TUA:
Sekarang, Tuhan,
Biarkanlah hambaMU ini pergi dalam damai sejahtera,
Sesuai dengan firmanMU,
Sebab mataku telah melihat keselamatan dari padaMU,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umatMU, Israel.
Menatap Yusuf dan Maria lalu berkata:
Sesungguhnya Anak ini telah ditentukan untuk menjatuhkan
Atau membangkitkan banyak orang Israel
Dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.

paduan suara menyanyika sebuah lagu:

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Lunglai. Wajah penuh kesedihan dan penyesalan.
Semuanya sia-sia….
Semuanya sia-sia….
Apa yang telah berlaku.
Apa yang telah kulakukan telah mengubur jejak-jejak terindah yang damai.
Kenangan orang-orang tercinta yang mencintai kedamaian pun sirna.


LELAKI TUA:
Jika saatnya telah tiba, Anak itu akan datang kembali. Bukan sebagai anak kecil tetapi sebagai seorang Raja yang datang untuk menagih janji.
Maka marilah kita hidup melayani seperti Kristus datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan di dalam kehidupan kini kita bisa dan mampu menjadi berkat bagi banyak orang seperti mereka yang selalu mengagungkan nama Tuhan.

Sementara lelaki tua berbicara, seseorang naik ke atas panggung.
SESEORANG:
menanggapi kata-kata lelaki tua.

SESEORANG:
mendekati perempuan gaun hitam, memberikan bungkusan yang berisi Alkitab.
Bukalah…

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Dengan tangan yang gemetar perlahan membuka bungkusan. Perlahan pula ia mengangkat isi bungkus itu. Kesedihan itu berubah menjadi tangis.

LELAKI TUA:
Buku itu… kitab itu sudah lama mati di hati manusia. Ia dibiarkan berdebu dan usang oleh waktu. Ia diletakan di antara buku-buku tua. Bahkan kitab itu hanya jadi hiasan di atas meja.
Menatap perempuan gaun hitam.
Kau yang lama hidup dalam kesesatan
Sudahi semua angkara murkamu. Bertobalah, mohonlah ampun pada Bapa di sorga.

Instrument musik mengalun.

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Sambil menangis.
Tuhanku… ampuni aku…
Aku telah banyak menyusahkan sesamaku karena amarah, dendam, dengki, keegoisan, kesombongan, kemunafikan.
Ampuni aku Tuhan.
Layakan aku bisa menjadi berkat bagi sesamaku selama aku berada di bumi ini..

Paduan suara menyanyikan lagu: Di Muka Tuhan Jesus
Dan di ikuti oleh jemaat

PANGGILAN MENYAMBUT NATAL
SUARA 1:
Allah Maha Kuasa Bapa Sorgawi telah datang ke dunia ini dengan segala kemegahannya. Ia yang mulia mengangkat manusia yang bercela. Supaya manusia akan hidup dalam terang kasih Kristus.

SUARA 2:
Lalu bagaimana dengan kita di saat ini? Apakah kita akan seperti penduduk Yerusalem?
Atau seperti keangkuhan penguasa Yerusalem di sekitar kelahiran Yesus?
Atau pula seperti rohaniawan Yahudi di masa itu yang sibuk menghakimi?

JEMAAT:
Tidak…!
Kami ingin menyatu dengan keagunganNYA.
Kami ingin menyatu dengan kerndahanNYA.
Kami ingin menyatu dengan solidaritasNYA.
Kami ingin menyatu dengan kasihNYA yang penuh kedamaian itu.
Kami ingin menyatu dengan cintaNYA yang teramat agung itu.

****************************

PEMIMPIN:
Mari kita ungkapkan kerinduan dan nyatakan syukur.
Kita nyatakan kesediaan diri untuk membenahi hidup di keagunganNYA.
Mari kita nyatakan kesiapan diri lewat memasang lilin-lilin ini.

Menyanyi KJ No. 92 “MALAM KUDUS”
1. Malam kudus sunyi senyap
dunia terlelap
Hanya dua berjaga terus
ayah bunda mesra dan kudus
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang.
2. Malam kudus sunyi senyap
Kabar baik menggegap
Bala sorga menyanyikannya
Kaum gembala menyaksikannya
Lahir Raja Syalom, lahir Raja Syalom.
3. Malam kudus sunyi senyap
Kurnia dan berkat
Tercermin bagi kami terus
Di wajahMu ya Anak Kudus
Cinta kasih kekal, cinta kasih kekal


DOA SYUKUR
Oleh Pendeta.

Menyanyi:

PENGUTUSAN dan BERKAT
Oleh Pendeta.


S E L E S A I

Tidak ada komentar: