Minggu, 12 Februari 2012

Sembilan Belas Februari

Air dalam gelas hati hendak tumpah
Untuk kita hanya saling menatap
Ketika kita hanya saling menawar kata
Untuk cinta

Di sana ada yang tertawa
Bahkan memberi kutuk untukku
Dalam deru kendaraan
Dalam sinar lampu jalan
Dan dalam tatapan pejalan kaki
Yang semuanya serasa sepi

Teramat siksa menampung sesak
Dari sepi arti ucapanmu
Dan kepada Yang Esa kupinta:
“berikanlah ia kebahagiaan
apapun maknanya”


(HT. 2004)

Puisi ini telah diterbitkan dalam kumpulan puisi saya "Selamat Malam Kata-Kata" tahun 2005

Puisi Dari Dinding Facebook

Sebentar lagi pasti kau kan menulis
tentang senja kemudian malam, bulan dan bintang..
Kau rangkul semuanya dalam satu kata "sepi"
Jika kemarau mengeringkan jejakmu,
maka "gersang" kau eja dalam sejuta metafora,
juga hujan kau urai dalam lingkaran sajak-sajakmu
tapi aku lebih ingin menyebutnya puisi air matamu
yang tergenang di tengah "ketandusan"..

Dan, aku hanya bisa mengajakmu berdiskusi tentang "embun"

(H.T 2012)

Seberang Braga

Ganalo Beach