air mata tumpah dalam cawan-MU
dan kita meneguknya menjadi raung
tuk mencuci keikhlasan pd perih pedih kenangan,
aku pun berjalan menatap harap
antara puing dan jerit tangis kaum tertindas,
menulis nama-nama menyimpannya di hati menjadi abadi
krn di atas tanah bergelimang duka:
Kau-lah yang kuasa
Tuhan semesata alam,
yg menulis kata buat pagi dan petang
dan kita telah membacanya dlm suka dan duka
(H.T. Oktober 2010)
2 komentar:
Puisi yang sangat bagus, thank u buat artikel ini and GBU always! -Rudyanto Lay
Terima kasih...
Posting Komentar