Sabtu, 03 Desember 2011

Menulis Kata



air mata tumpah dalam cawan-MU
dan kita meneguknya menjadi raung
tuk mencuci keikhlasan pd perih pedih kenangan,

aku pun berjalan menatap harap
antara puing dan jerit tangis kaum tertindas,
menulis nama-nama menyimpannya di hati menjadi abadi

krn di atas tanah bergelimang duka:
Kau-lah yang kuasa
Tuhan semesata alam,
yg menulis kata buat pagi dan petang
dan kita telah membacanya dlm suka dan duka

(H.T. Oktober 2010)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Puisi yang sangat bagus, thank u buat artikel ini and GBU always! -Rudyanto Lay

Henrolds Tatengkeng mengatakan...

Terima kasih...