Jumat, 27 Juli 2012

Dalam Ketiadaan

Dibelahan bumi manakah kau sembunyikan rinduku wahai aliran air langit? 
segala inginku hanyut hingga ke muara kelabu sungai peristiwa 
terapung terombang lalu tenggelam ke dasar biru..


Di sudut langit manakah laguku menyepi wahai suara-suara pekat? 
yang kupunya tinggal teriak bongkahan sukma 
melayang lalu jatuh di atas kegersangan musim.. 


Dijalanan manakah kau kubur jejak rasa wahai debu-debu pembunuh? 
aku tersesat kini dalam peristiwa gairah perayu sunyi 
terlantar pula kata-kataku lalu sumbang dalam nyanyian sunyi..


H.T, Juli 2012

Jumat, 01 Juni 2012

Renungan Awal Juni

Angin bulan juni mengantar bau kemarau ke halaman petani ladang dan perkebunan lambaikan gelisah Angin bulan juni mengantar pula bau gelombang ke pintu rumah nelayan perahu bersenandung sepi ratapi nasib dayung temali dan jala istri merenung menatap laut, menatap gunung menatap si kecil yang berangkat ke sekolah suami bergumam asa “cepatlah besar anakku, jadilah baik dan benar jangan jadi orang besar Jangan buat kami selalu berdoa berlinang air mata. Sebab pembesar tak pernah memahami doa orang-orang kecil seperti kita”

Sabtu, 12 Mei 2012

Dari Pantai Masa Kecil

My Nephew

.....

mengalir lewat uraian sabda malam pesan air mata yang kau telusuri dalam suara hujan juga dalam pencarian hikmah pemandu jejak pekat setelah usai kau pun diam dengan mata tertutup sudah selesai ucapmu, namun di telinga kami berdengung lelah oleh bualan penyampai pesan malam pun jadi hukuman bukan lagi hening tuk jelajahi damai.. aku ingin menemuimu dalam untaian lain dari arti pencarianmu sebab padaku bukan lagi mereka yang sering menemuimu juga bukan kata yang melelahkan fikiran.. yah.. setelah usai sama-sama kita berucap sudah selesai... H.T (sebelum kisi-kisi malam terselip retak mimpi)

Menghempas sepi pada riak gelombang sembari berseru pada laut, bahwa nun jauh di sana dari tempatku berlutut sejarah cinta di tulis sang penyair pada dinding karang, di sana beribu lapis ombak mengoyak ketegarannya.. H.T (kali ini usai hujan bersitkan rindu)

Rindu Bertandang Sepiku

Beritahu saja tentang bentuk rasa yg kau temui dalam hening aku akan lebih mengerti bagaimana pencarianku dalam olahan sukma sang penyerta rindu.. tentang diam yg sering kita kisahkan pada bayu juga senja atau pula embun akan kumaknai lagi dalam rentetan rindu di beranda kuil sakramen kata... H.T (lewat kehadiran dalam sekilas pandang pada gerak daun-daun)

Minggu, 12 Februari 2012

Sembilan Belas Februari

Air dalam gelas hati hendak tumpah
Untuk kita hanya saling menatap
Ketika kita hanya saling menawar kata
Untuk cinta

Di sana ada yang tertawa
Bahkan memberi kutuk untukku
Dalam deru kendaraan
Dalam sinar lampu jalan
Dan dalam tatapan pejalan kaki
Yang semuanya serasa sepi

Teramat siksa menampung sesak
Dari sepi arti ucapanmu
Dan kepada Yang Esa kupinta:
“berikanlah ia kebahagiaan
apapun maknanya”


(HT. 2004)

Puisi ini telah diterbitkan dalam kumpulan puisi saya "Selamat Malam Kata-Kata" tahun 2005

Puisi Dari Dinding Facebook

Sebentar lagi pasti kau kan menulis
tentang senja kemudian malam, bulan dan bintang..
Kau rangkul semuanya dalam satu kata "sepi"
Jika kemarau mengeringkan jejakmu,
maka "gersang" kau eja dalam sejuta metafora,
juga hujan kau urai dalam lingkaran sajak-sajakmu
tapi aku lebih ingin menyebutnya puisi air matamu
yang tergenang di tengah "ketandusan"..

Dan, aku hanya bisa mengajakmu berdiskusi tentang "embun"

(H.T 2012)

Seberang Braga

Ganalo Beach

Jumat, 20 Januari 2012

BUNGA PUTIH

Opera Natal

Opening art

Instrument musik mengalun.

Di sebuah taman. Perempuan penari telungkup di tengah taman.
Di sorot satu lampu. Di belakang berdiri tiga penari lainnya.
Perempuan penari perlahan bangkit sambil menari.
Gerakannya lembut.

AJAKAN BERIBADAH
SUARA:
(berdasarkan Kejadian 1:1–2)
Saat bumi masih belum berbentuk dan kosong gelap gulita menutupi jagad raya.
Saat itu pula Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air
Dengan kuasa yang maha dasyat. Selama enam hari Allah menciptakan segala yang ada di langit dan di bumi.Ia pula menciptakan mahkluk yang segambar dengan diriNYA, manusia.( Musik Ilustrasi )

Perlahan perempuan penari senandungkan lagu penuh makna sunyi.( instrument )
Tiga penari keluar meninggalkan perempuan penari.
Lelaki tua masuk dengan tongkat, pada tongkat terikat sebuah bungkusan dari kain.

SUARA:
Keindahan, kedamain, kebahagiaan menyatu dalam simphoni, mengantar jiwa menuju sorga,…Akan tetapi siapakah yang mampu mengantar semua jiwa menuju sorga?

Paduan suara masuk dari berbagai arah memandu jemaat menyanyikan lagu
(Indah Sebagai di eden )Di ikuti jemaat
Paduan suara menuju panggung pada posisinya.
Perempuan penari kembali menari dan keluar selesai lagu dinyanyikan.

Jemaat Berdiri:

Paduan Suara,“INDAH SEBAGAI DI EDEN”
Indah sebagai dieden
Pada permulaan,
hutan dan rimbah berbunga
Tampak sedap senang,
Marilah hari mulia,hari penuh khalas
Di tengah kerjaku ku’harap
kau datang lekas-lekas

TABISAN DAN SALAM
SUARA:
Umat yang berada di jalan Tuhan. Umat yang selalu menikmati kemurahan kasih Bapa. Jangan biarkan hatimu kosong hingga kegelapan mendiamimu. Karena visi tanpa Bapa adalah mimpi belaka. Misi tanpa Bapa adalah kesia-siaan. Dan motivasi tanpa Bapa hanyalah sebuah kemunafikan.

PEMIMPIN:
Ibadah perayaan natal Yesus Kristus Keluarga Besar Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Utara, ditabiskan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Amin
JEMAAT:
Haleluya,Terpujilah Tuhan Semesta alam yang datang untuk menyelamatkan umat-Nya
PEMIMPIN dan JEMAAT:
Amin ( Jemaat Duduk )

DEBY RUMINTJAP

PENGAKUAN DOSA.

SUARA :
Rona kehidupan penuh keprihatinan menghiasi perjalanan hidup ini,ada suara hati yang memberontak.ketika suara tangis,pilu, derita,kesengsaraan berkecambuk, suara prahara kehidupan menyayat kalbu,tatkala etika moralitas memudar di saat tantangan dan pergumulan datang sili berganti ….

PS,..Tuhan Mungkinkah ini berlalu?
Sementara dunia tertawa karena kelak dosanya tergantikan,manusia bersorak karena kelak putranya akan di salibkan, sementara Tuhan kasih adanya “enggan berkata”, Manusialah yang menyalibkan Aku,…..

PS: Tuhan Ampuni kami,…

Solo: Dimuka Tuhan Jesus,

SUARA:
Bila kita memalingkan hati kita ke surga, dan mengarahkan wajah kita kepada Jesus, Iman kita akan bertumbuh semakin kuat,walaupun bayang-bayang kegelapan ada di belakang kita untuk takut,karena Juruselamat bersinar dihadapan kita,oleh karenanya dengan kejujuran hati marilah kita menghadap Tuhan, mengakui kelalaian, kelemahan, kekurangan, dan dosa kita kepada Allah sumber pengampunan dan kasih..

Solo: Meski Tak Layak Diriku

SUARA:
walaupun dosamu merah seperti kirmisi, akan menjadi putih seperti bulu domba.

LELAKI TUA:
Menatap sekeliling
Kini, bumi semakin rapuh oleh ulah manusia. Gersang tak berdaya. Tak ada kehijauan yang membentuk harapan di hati manusia kini. Kedamaian menjadi sunyi di atas bumi ini dan ketakutan semakin merajam hingga ke pelosok-pelosok negeri. Kebahagiaan pun seolah lelap dalam mimpi menyeramkan.

NUBUAT DAN PENGGENAPAN:
SUARA:
Telah nyata apa yang dikisahkan para nabi tentang tanda-tanda akhir zaman. Dan kini kita tengah mengalami semua itu. Bencana silih berganti hingga duka mendalam menjadi kecamuk di bathin semua umat Tuhan. Tetapi di tengah kecemasan manusia, Allah menjanjikan pembaharuan dan harapan.

Orang 1: Membaca Yesaya 7:14
Orang 2: Membaca Zakaria 9:9
Orang 3: Membaca Maleakhi 3:1

SESEORANG:
Dimanakah keindahan itu
Dimanakah kebahagiaan,
Dimanakah Kedamaian
Dimanakah Nyanyian alam yang mengiang di telinga setiap insan?
Dimana,..Dimana
Semua yang tertulis di jalan hidup mulai digenapi

Stage 2.
PEREMPUAN GAUN HITAM:
Siapakah sebenarnya aku? 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3
Mengapa tempat ini terasa asing bagiku? Kemana orang-orang yang kucintai? Dimana mereka yang mencintaiku? Mereka telah mengambil kebahagianku. Mereka yang menganggap dirinya paling berkuasa.

LELAKI TUA:
PS.Langit telah murka. 3 3 3 2 3 3 ( 5X )
Lelaki Tua: Langit telah murka.

PS.Langit telah murka. 3 3 3 2 3 3
Lelaki Tua: Langit telah murka.
PS.Langit telah murka. 3 3 3 2 3 3 ( 3x )
Lelaki Tua: Langit telah murka.

Bintang-bintang akan jatuh menimpa bumi.( Nuansa Gelap.Gempa )

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Aku bosan menjadi manusia. Lebih baik aku hidup tanpa nurani. Bebas melakukan apapun. Aku memilih menjadi pembunuh, pencuri, pengadu domba, pemerkosa, pendusta dan koruptor. Semua kisah tentang kebenaran, kedamaian dan keselamatan hanyalah bualan belaka. Hahaahahahahaha……..
PS.Langit telah murka. 3 3 3 2 3 3( 5X )

LELAKI TUA:
Cukup bicaramu…
hai kau yang berdiam dalam kesesatan… 5 . . . 5 1 1 3 3 6 6
tidakkah kau lihat akibat perbuatanmu?
Lihatlah kengerian yang telah kau sebarkan.
Semua yang diramalkan itu mulai terjadi.

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Ramalan….? Ramalan tentang apa….?
PS.Langit telah murka. 3 3 3 2 3 3

LELAKI TUA:
Ramalan tentang kehidupan dan kematian, kedamaian dan kehancuran, dan penyelamatan dari dosa. Semua itu telah terencana jauh sebelum negeri ini ada. Dan sebelum kau datang mensiasati maksudmu.
Aku telah menyaksikan kehancuran di negeri ini. Kehancuran yang datang dari tangan manusia seperti kau.Dimanakah Keindahan,kedamaian yang dulu?

( Solo- Paduan Suara.) On Stage
Zaman Sekarang Berjagalah
Lihat dunia bergelora,
Kedengaran kiri kanan
Banyak kabar mengemparkan
Berlindunglah pada sabda Allah.

LELAKI TUA:
Hidup ini rasanya sudah tak lama lagi. Tapi negeri ini harus melihat keajaiban dari kebenaran firman.
Aku harus menunjukan keselamatan itu sendiri.

Lanjut lagu: jaman sekarang berjagalah

Solo : PIE JESU

II.
Musik mengalun.
Yusuf dan Maria yang sedang menggendong bayi Yesus muncul dari balik tirai.
Lelaki tua menatap perempuan gaun hitam sambil berkata.

LELAKI TUA:
Menatap dalam dalam pada perempuan gaun hitam.
Kau lihat mereka…
Kau lihat bayi mungil dalam pelukan itu?
Dia-lah yang dinantikan semua orang. Karena kelak Bayi mungil itulah yang membasuh dan mencuci bersih semua dosamu di golgota.

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Hahahahahahaha………
Seorang Bayi...? hahahahahaha……
Hentikan khotbahmu lelaki tua. Tak ada yang akan mendengar ocehan orang tua seperti kau.

LELAKI TUA:
Tataplah bayi ini dengan mata hatimu bukan dengan mata duniawimu…

MARIA:
Kau yang kucintai… kau yang kukasihi…
Saat kau lahir, hanya ternak yang mendengar tangis mungilMU memecah kesunyian Betlehem. Anakku, Kau tidak lahir di kamar yang penuh dengan hiasan. Melainkan di atas jerami di sebuah kandang. Alam menghiasi lahirMU dengan kerlip berjuta bintang. Kau hanya di bungkus dengan lampin bukan tenunan sutra layaknya para raja. Tak ada ucapan selamat dari para tetangga atau pesta meriah menyambut kelahiranMU.
Lagu ( Anak Maria Dalam Palungan )

YUSUF:
Anakku…. Yang datang padaMU hanya para gembala dan para majus. Alam semesta pun menghadiakan kidung-kidung yang indah bagimu.
Menatap Maria
Kelak nanti IA akan meninggalkan kita. IA akan pergi sesuai janji BAPA di sorga. Negeri yang akan dijejakiNYA menjadi penuh sukacita.

MARIA:
Anakku… Kau kan disambut dengan sorak sorai semua bangsa, walau nanti seperti yang sudah tertulis dan di katakan malaikat. Kau akan menyelamatkan umatMU dari dosa mereka.

YUSUF: solo AVE MARIA

Sementara itu lelaki tua masuk mendapati Yusuf dan Maria.
Maria memberi Bayi Yesus pada Lelaki Tua.
Lelaki Tua sejenak memandang bayi Yesus. Wajahnya penuh keharuan, bahagia dan syukur.

LELAKI TUA:
Sekarang, Tuhan,
Biarkanlah hambaMU ini pergi dalam damai sejahtera,
Sesuai dengan firmanMU,
Sebab mataku telah melihat keselamatan dari padaMU,
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
dan menjadi kemuliaan bagi umatMU, Israel.
Menatap Yusuf dan Maria lalu berkata:
Sesungguhnya Anak ini telah ditentukan untuk menjatuhkan
Atau membangkitkan banyak orang Israel
Dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.

paduan suara menyanyika sebuah lagu:

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Lunglai. Wajah penuh kesedihan dan penyesalan.
Semuanya sia-sia….
Semuanya sia-sia….
Apa yang telah berlaku.
Apa yang telah kulakukan telah mengubur jejak-jejak terindah yang damai.
Kenangan orang-orang tercinta yang mencintai kedamaian pun sirna.


LELAKI TUA:
Jika saatnya telah tiba, Anak itu akan datang kembali. Bukan sebagai anak kecil tetapi sebagai seorang Raja yang datang untuk menagih janji.
Maka marilah kita hidup melayani seperti Kristus datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan di dalam kehidupan kini kita bisa dan mampu menjadi berkat bagi banyak orang seperti mereka yang selalu mengagungkan nama Tuhan.

Sementara lelaki tua berbicara, seseorang naik ke atas panggung.
SESEORANG:
menanggapi kata-kata lelaki tua.

SESEORANG:
mendekati perempuan gaun hitam, memberikan bungkusan yang berisi Alkitab.
Bukalah…

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Dengan tangan yang gemetar perlahan membuka bungkusan. Perlahan pula ia mengangkat isi bungkus itu. Kesedihan itu berubah menjadi tangis.

LELAKI TUA:
Buku itu… kitab itu sudah lama mati di hati manusia. Ia dibiarkan berdebu dan usang oleh waktu. Ia diletakan di antara buku-buku tua. Bahkan kitab itu hanya jadi hiasan di atas meja.
Menatap perempuan gaun hitam.
Kau yang lama hidup dalam kesesatan
Sudahi semua angkara murkamu. Bertobalah, mohonlah ampun pada Bapa di sorga.

Instrument musik mengalun.

PEREMPUAN GAUN HITAM:
Sambil menangis.
Tuhanku… ampuni aku…
Aku telah banyak menyusahkan sesamaku karena amarah, dendam, dengki, keegoisan, kesombongan, kemunafikan.
Ampuni aku Tuhan.
Layakan aku bisa menjadi berkat bagi sesamaku selama aku berada di bumi ini..

Paduan suara menyanyikan lagu: Di Muka Tuhan Jesus
Dan di ikuti oleh jemaat

PANGGILAN MENYAMBUT NATAL
SUARA 1:
Allah Maha Kuasa Bapa Sorgawi telah datang ke dunia ini dengan segala kemegahannya. Ia yang mulia mengangkat manusia yang bercela. Supaya manusia akan hidup dalam terang kasih Kristus.

SUARA 2:
Lalu bagaimana dengan kita di saat ini? Apakah kita akan seperti penduduk Yerusalem?
Atau seperti keangkuhan penguasa Yerusalem di sekitar kelahiran Yesus?
Atau pula seperti rohaniawan Yahudi di masa itu yang sibuk menghakimi?

JEMAAT:
Tidak…!
Kami ingin menyatu dengan keagunganNYA.
Kami ingin menyatu dengan kerndahanNYA.
Kami ingin menyatu dengan solidaritasNYA.
Kami ingin menyatu dengan kasihNYA yang penuh kedamaian itu.
Kami ingin menyatu dengan cintaNYA yang teramat agung itu.

****************************

PEMIMPIN:
Mari kita ungkapkan kerinduan dan nyatakan syukur.
Kita nyatakan kesediaan diri untuk membenahi hidup di keagunganNYA.
Mari kita nyatakan kesiapan diri lewat memasang lilin-lilin ini.

Menyanyi KJ No. 92 “MALAM KUDUS”
1. Malam kudus sunyi senyap
dunia terlelap
Hanya dua berjaga terus
ayah bunda mesra dan kudus
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang.
2. Malam kudus sunyi senyap
Kabar baik menggegap
Bala sorga menyanyikannya
Kaum gembala menyaksikannya
Lahir Raja Syalom, lahir Raja Syalom.
3. Malam kudus sunyi senyap
Kurnia dan berkat
Tercermin bagi kami terus
Di wajahMu ya Anak Kudus
Cinta kasih kekal, cinta kasih kekal


DOA SYUKUR
Oleh Pendeta.

Menyanyi:

PENGUTUSAN dan BERKAT
Oleh Pendeta.


S E L E S A I

Naskah Drama: "REFLEKSI KEHIDUPAN REMAJA"

SCENE 01

Music Instrument…

Kristin tengah duduk merenung di sebuah bangku. Beberapa saat kemudian Rena yang hendak ke ibadah pertemuan remaja lewat.

Rena:
Kristin sedang apa kamu di sini?

Kristin:
Hanya duduk saja.

Rena:
Kamu nggak ikut ibadah?

Kristin:
(menggeleng)

Rena:
Kenapa?

Kristin:
Kamu tau sendiri kan keadaan keluargaku, juga apa yang aku pakai sehari-hari. Tidak mungkin kan saya ke ibadah dengan baju yang itu itu saja. Saya akan jadi bahan tertawaan teman-teman yang lain. Mereka itu selalu memperhatikan orang lain dari kepala sampai kaki.

Rena:
Kamu jangan perdulikan mereka. Mereka itu ke ibadah hanya untuk pamer. Hati mereka tidak pada situasi ibadah. Kamu ganti baju aja. Aku tunggu di sini.

Kristin:
Sudahlah Na. Sebaiknya kamu pergi saja. Kali ini aku ijin dulu.

Rena:
Baiklah, tapi lain kali kita berangkat sama-sama.
Saya pergi dulu yah…


Rena pun pergi berangkat ke lokasi ibadah. Sedangkan Kristin pulang ke rumahnya.



SCENE 02

Di rumah, Kristin duduk merenung. Mamanya masuk membawa sepiring pisang goreng.

Mama:
(ceria)
Eee… anak mama lagi melamun. Ini mama buatin pisang goreng. Ayo dimakan mumpung masih panas. Kalo udah dingin kamu pasti udah gak mau.

Kristin:
Ma, kenapa yah hidup kita seperti ini. Tidak seperti yang lain serba berkecukupan.

Mama:
Lho, kok anak mama bicaranya seperti itu.

Kristin:
Ma, sebentar lagi udah mau tahun baru. Aku bosan ma hidup seperti ini. Di sekolah, di tempat ibadah, bahkan di tempat bermain pun aku jadi bahan tertawaan, cemooh dan aku merasa tersisih ma..

Mama:
Kristin kamu jangan berkata seperti itu. Tidak baik anakku. Mama tidak pernah mengajarkan kamu harus bersungut. Mama selalu mengajarkan agar kamu senantiasa bersyukur dengan keadaan kita seperti ini.
Ayo nak.. makanlah pisang goreng ini sebelum dingin…

Kristin:
(menapik piring pisang goreng hingga jatuh kelantai)
Pisang goreng terus… pisang goreng terus…
Yang lain dong ma…
Aku bosan ma.
Aku bosaaaann..
(keluar)

Mama terkejut dengan sikap Kristin. Ia tak menyangka adanya perubahan sikap pada anaknya. Wajahnya begitu sedih, tanpa terasa air matanya keluar.
Satu persatu pisang goreng yang berserakan itu dipungutnya.

Mama:
Tuhan, dosa apa yang telah hambamu perbuat.
Cobaan apa lagi yang harus kuhadapi Tuhan…
Anakku… Dia yang sangat kucintai
Ku mohon padaMU janganlah sekiranya murkamu menimpa atas sungutnya
Ampuni dia Tuhan
Ampuni dia Tuhan….

Rena datang dan sempat melihat situsai tersebut...

Rena:
Maaf tante..

Mama:
(terkejut, berusaha menyembunyikan kesedihan)
Rena, kamu sudah lama di situ.

Rena:
Nggak kok tante. Aku baru saja nyampe..
Tante, Kristinnya ada?

Mama:
Belum lama pergi Na. Tapi tante tidak tahu kemana. Ia pergi buru-buru.
Tante piker ia ke rumah kamu.

Rena:
Oh… kalau begitu Rena pergi tante..

Mama:
Iya. Hati-hati di jalan ya…
(out)

SCENE 03.

Di jalan, Rena masih memikirkan apa yang tengah terjadi di rumah Kristin. Karena situsi tidak seperti biasanya.

Rena:
Apa sebenarnya yang terjadi. Apa mungkin Papanya Kristin sudah balik lagi dan dia telah mabuk lalu membuang pisang goreng itu.
Oh Tuhan semoga apa yang aku pikirkan ini tidak benar.
Tapiii… kenapa pisang goreng itu berhamburan di lantai. Kenapa pula wajah tante Sandra sangat sedih..
(keluar)



SCENE 04.

Kristin di jalan.
Pikirannya kecut. Hatinya gelisah oleh pemberontakan kecil.
Lalu duduk tidak jauh dari Tommy, Bella, Manuel.

Di sudut lain. Tommy, Manuel dan Bella tengah berbincang.

Bella:
(FB lewat handphone)
Status yang simple aja udah banyak yang like, baru tiga menit lalu aku nulis “kayaknya aku harus ganti pacar nih” e..e..e….. yang koment ada tiga belas…
Huft, susah juga ya kalo jadi selebriti..

Manuel:
Hahahahhaha….
Bella…bella…
Hei, kau itu bukan selebriti top. Kalo selebriti top itu sering digosipin. Tapi kau, selebriti penggosip.

Bella:
He Nuel.. nggak ngaruh githu lho.
Yang jelas aku ini artis FB, Bellachelalumenanti Kekasih Hati.
Kamu add aku langsung confirm.

Manuel:
Pe de amat nih anak hahahahaha…

Kristin yang beberapa saat memperhatikan mereka bertiga. Mencoba memberanikan diri untuk bergabung.

Kristin:
Hi.. bisa aku bergabung.

Bella menatap sinis ke arah Kristin. Sedangkan Tommy dan Manuel menyambut baik-baik.

Manuel :
Hei Kristin. Ayo duduk sama-sama kita.

Bella:
Kok tiba-tiba cuacanya jadi panas gini ya…?

Kristin memahami maksud ucapan bella yang menyindir kehadirannya. Tapi ia tak perduli.

Kristin:
Lagi main game ya Tom?

Tommy:
Nggak.. ini lagi baca Online News.
Kalian dengar nih.
Dalam setiap lima menit, 11 anak Indonesia terpaksa putus sekolah.
Tujuh diantaranya menjadi pembantu rumah tangga. Lainnya menjadi buruh, pelacur, dan anak jalanan.. (menghela nafas panjang)
Kasian juga yah…

Bella:
(sinis)
Wajar aja.. mereka itu pasti anak-anak orang miskin. Kalo jadi pembantu RT baguslah. Kayak dirumahku.
Tapi, kalo yang jadi pelacur itu ujung-ujungnya karena tuntutan gaya… udah tahu gak bisa kayak kita kita masih aja dipaksain akhirnya kebobolan.

Tommy:
Hus.. kamu bicaranya kok gitu. Seharusnya kamu itu bersyukur gak seperti mereka. Kamu lahir di tengah keluarga yang mampu. Coba kalo kamu jadi seperti mereka.

Manuel:
Ia benar. Coba kamu ambil kaca. Perhatikan gayamu, makeup mu udah berlebihan. Nggak cocok anak SMP gaya githu. Kalo mau kelihatan cantik dan terhormat, gayamu harus seperti Kristin. Alami tanpa warna merah-merah di pipi. Iya kan Tin.

Kristin:
(tersenyum paksa)
i…iya…

Bella:
(kesal)
Susah ngomong sama orang-orang udik.
(langsung pergi)

Manuel:
Hahahahahaha… siapa suruh berkawan sama orang-orang udik. Hahahahahaha…

Kristi termenung. Memikirkan apa yang barusan mereka bicarakan.


Tommy:
Tin, kamu lagi mikiran apa?

Kristin:
Tom, selama ini aku salah..

Manuel:
Iya.. kamu memang salah, kamu nggak sadar kalo kamu itu cantik. Iya kan Tom…?

Tommy:
Nuel…Nuel…selalu saja…

Kristin:
Bukan itu maksudku Nuel. Kesalahanku selama ini aku sudah mulai terpengaruh dengan lingkunganku. Sebenarnya aku itu sudah punya segalanya..
Aku pulang dulu yah…
(keluar sambil berlari kecil)

Manuel:
Lalu.. maksudnya apa?

Tommy:
Kamu aja nggak tahu apalagi saya...
Sebaiknya kita pulang juga..
(keluar)

SCENE 05.
Kristin sampai di rumah.

Kristin:
Tuhan. Semoga mama mau memafkan aku
Aku takut kalau mama tidak memaafkan aku.
Ampuni aku Tuhan. Aku tidak mau jadi anak yang durhaka.

Mama masuk. Wajahnya sangat sedih. Suara isak tangis terdengar.

Kristin:
(berpaling ke arah suara tangis)
Mama?

Keduanya berpelukan.

Mama:
Kristin. Maafkan mama bila mama terlalu banyak salah padamu

Kristin:
Nggak ma. Kristinlah yang harus minta maaf. Kristin terlalu banyak menuntut tanpa peduli keadaan mama. Kristin telah salah Ma. Kristin tidak akan lagi mengeluh. Kristin tidak akan lagi menuntut terlalu banyak. Kristin janji akan menjadi Kristin yang baru di tahun baru ini..

Music Instrument……

Selesai.

Tiang Jembatan

Purnama Di Atas Kwan Kong

Dalam Hukuman Malam


Malam bagai rantai baja
Mengikatku erat dalam ketiadaan
Kebebasan lepas terbang
Dan segala pikiran terbujur lemas

Malam bagai cambuk
Menghukummu dalam sepi
Tertawa bersama lintingan ganja
Dan membenarkan perkataan-perkataan
Tak bermakna

Telanjang pun kita tak sadari
Malam bagai salju yang turun
Tersentak oleh mimpi
Yang menyentuh wajah dengan tangannya
dingin
kaku
tak bergerak

2002

Perjalanan Malam



Tengah malam pun tiba
Dari balik kabut rinduku datang
Kesejukan pun menyatu pada gerimis pada hatiku
Menerobos gelap angkasa dan jiwaku

Seekor laba-laba hitam bergayut di jaringnya
Mengajakku cakapkan perjalanan
Juga perteduhan hati yang terluka
Disimpan malam, disimpan gelap jalanan
Tapi di balik sepi
Selalu ada suara teriakkan mencemooh
(seperti saat aku memilih untuk mencintaimu dengan ketulusan)
Mengetarkan dan memacu degup jantung
Melempar hatiku menyentuh gelap, aku tak bisa apa-apa
Seperti laba-laba hitam yang diam
Ditiduri jaringnya, ditiduri nyanyian kesendiriannya

Pada air mata yang berlalulalang dalam kelam
Suara itu terdengar lagi, kali ini
Ia berseru dari jiwaku yang terdalam
Aku tak bisa melihat dengan hati,
Aku tak bisa merasakan dengan hati,
Aku tak bisa memilikinya dengan hati
Dan suara itu, gelap, hitam tak berujud
Malam pun membentuk satu batasan
Antara sadar dan tidak
Dalam perjalanan malam
Dalam pengembaraan jiwa

2004

Kamis, 19 Januari 2012

Titik Tak Bertanda

menemukanmu di antara derai kenangan yg jadikan kalimat panjang tentang cinta

aku memujamu wahai kekasih..